Masih Ingat Wanita Potong Mr P di Sibolga Nah Bagaimana Penanganannya? Ini Ulasan Lengkapnya

Ilustrasi penis putus. (Foto: Getty Images/iStockphoto/Albert Yarullin)

JAKARTA (SURYA24.COM)  - Baru-baru ini, polisi menjerat seorang wanita yang memotong penis selingkuhannya dengan pasal penganiayaan berat. AST (28), wanita yang memotong penis kekasihnya, OG (28), dikenakan pasal penganiayaan berat 351 KUHP dengan ancaman pidana d iatas lima tahun penjara.

    Diketahui hal ini terjadi ketika AST menolak berhubungan badan dengan OG. Korban kemudian mengancam akan menyebarkan video mereka berhubungan badan. Penganiayaan pun terjadi dan berujung pada terpotongnya penis korban.

    Menurut dokter spesialis urologi, dr Rachmat Budi Santoso, SpU, dari sisi kesehatan, penis yang dipotong bisa berdampak buruk bagi kesehatan.

     "Jika penis dipotong putus tentu saja menimbulkan masalah, karena potongan penis perlu disambung kembali. Tekniknya namanya rekonstruksi dan ini bukan pekerjaan mudah karena selain menyambung otot, perlu juga menyambung pembuluh darah (mikroskopik surgery), jika ini bisa dilakukan dengan baik, peluang kembali normal cukup besar," ujarnya ketika dihubungi detikcom, Senin (27/2/2023).

      Meskipun dapat disambung kembali, penis yang telah dipotong kemungkinan besar tidak dapat ereksi. Hal ini tentu akan mengganggu kehidupan seks pemiliknya.

     Penis yang terpotong harus segera ditangani. Maka dari itu, diperlukan tindakan yang cepat. Batas waktu pasca kejadian (golden time) supaya dapat ditangani dengan baik adalah empat sampai enam jam, dengan syarat bagian yang putus dipreservasi dengan baik.       "Kalau tidak segera ditangani tentu saja bagian yang putus akan mati. Golden time 4-6 jam dengan syarat bagian yang putus di-preservasi dengan baik (dengan es/dingin)," ungkapnya.

     Ketika penis putus atau terpotong maka tindakan pertama yang perlu dilakukan adalah dengan membersihkan potongan penis, kemudian bungkus dengan plastik. Potongan yang dibalut plastik kemudian ditempelkan es. Selanjutnya, segeralah pergi ke rumah sakit.

7 Ciri dan Karakteristik Penis yang Sehat, Bagaimana dengan Milik Anda?

7 Ciri dan Karakteristik Penis yang Sehat

     Sementara itu pernahkah Anda mempertanyakan, “Apakah penis saya normal?” atau “Apakah air mani seharusnya terlihat seperti itu?” Untuk menjawabnya, Anda harus mengetahui ciri-ciri penis sehat.

    Penis yang sehat tidak hanya dinilai dari seberapa baiknya performanya dalam berhubungan seks, tapi juga dari fungsinya sehari-hari. Salah satu indikator awal adanya masalah pada penis bisa dilihat dari sensitivitas, ukuran, dan kondisi ereksi. Misalnya, jika penis tidak bisa ereksi, hal ini dapat mencerminkan masalah kesehatan lain yang mendasari, bukan hanya terkait isu gairah dan seks semata.

Mengenal karakteristik fisik dari penis yang sehat

    Bagaimana cara Anda mengenali ciri dan karakteristik penis sehat? Dikutip dari halosehat.com, setidaknya ada tujuh kondisi penis yang dapat Anda perhatikan, yaitu terkait warna, tekstur, ukuran, bentuk, kulit kulup, ejakulasi, dan sensitivitas.

1. Warna

    Pada umumnya, penis yang sehat memiliki warna yang sama dengan rona kulit tubuh. Namun, pria dapat memiliki penis dengan warna 1-2 tingkat lebih gelap, lebih cokelat, kemerahan, atau bahkan lebih terang daripada bagian tubuh lainnya.

     Beberapa pria memiliki bintik-bintik hitam pada penis mereka. Bagi sebagian pria, hal ini merupakan bagian normal dari kulit mereka. Namun, segera konsultasikan ke dokter jika timbul bercak atau noda yang baru muncul dan tidak kunjung menghilang.

  Walaupun tidak terlalu umum, namun bukan tidak mungkin penis mengalami memar. Memar yang hilang dengan cepat, relatif tidak berbahaya. Namun, memar berwarna ungu atau biru gelap yang menyebar, terutama muncul setelah cedera, memerlukan perhatian medis segera karena dapat menandakan kerusakan jangka panjang pada ereksi.

    Satu hal yang pasti, jika rona warna kulit penis Anda tidak begitu berbeda dengan warna kulit tubuh Anda, maka kemungkinan terbesarnya Anda baik-baik saja.

     Saat mendapat rangsangan, penis dapat cenderung menggelap selama beberapa saat. Akan tetapi, jika ada perubahan warna yang signifikan dan mendadak serta diikuti rasa sakit, terutama kemerahan dan membengkak, Anda harus temui dokter.

2. Tekstur

    Kebanyakan penis memiliki tekstur yang tidak mulus. Normal jika pembuluh darah pada penis terlihat dan bahkan sedikit timbul di permukaan, terutama jika terangsang, sehingga penis tampak seperti berotot.

 

    Banyak penis yang sehat juga memiliki folikel rambut pada batangnya yang terasa seperti benjolan kecil. Selama ukuran benjolan pada penis tidak mengkhawatirkan, seperti memerah atau iritasi, benjolan ini mungkin merupakan bagian dari kulit alami Anda, seperti pearly penile papules (PPP) atau bintik Fordyce.

    Pearly penile papule (PPP) adalah kutil kecil dan halus seperti mutiara di kepala penis yang umumnya hadir di usia dewasa muda. PPP merupakan kondisi yang sangat umum, sama sekali tidak berbahaya, dan tidak menular. Sekitar 25% dari populasi laki-laki di dunia memilikinya.

    Sementara Bintik Fordyce adalah benjolan kecil berwarna merah terang atau senada dengan rona kulit Anda pada batang penis atau buah zakar. Benjolan ini timbul setidaknya pada 50% dari populasi pria. Bintik Fordyce merupakan kondisi alami dan tidak memerlukan kekhawatiran khusus, tidak berbahaya, dan tidak menular.

     Namun demikian, benjolan yang besar dan teriritasi dapat memberikan sinyal untuk penyakit kelamin menular, seperti kutil penis bernanah. Anda harus temui dokter jika mengalaminya.

    Seorang pria juga dapat mengalami ruam kemerahan pada penisnya. Selain akibat penyakit kelamin, kulit penis dapat memerah teriritasi akibat reaksi alergi sabun mandi, deterjen, atau terlalu banyak gesekan saat berhubungan seks maupun masturbasi.

    Jika iritasi tidak menghilang dalam beberapa hari, terutama jika Anda aktif secara seksual, sebaiknya temui dokter. Iritasi kulit yang tidak kunjung sembuh dapat menandakan penyakit kelamin atau kurap, infeksi jamur pada penis, akibat temperatur yang lembab. Infeksi jamur cukup mudah diobati dan sering terjadi pada pria yang tidak disunat.

3. Ukuran

     Ukuran penis bervariasi, begitu pula dengan ukuran buah zakar. Di Indonesia, rata-rata panjang ukuran penis pria dewasa saat ereksi 12-19 centimeter. Saat layu, panjang penis pada umumnya berkisar 5-10 centimeter.

    Penis beberapa orang dapat bertambah panjang secara signifikan ketika ereksi, namun beberapa lainnya hanya memanjang 1-2 cm saja. Saat kedinginan, berenang di air dingin, atau bahkan grogi, penis dapat mengerut tapi bisa kembali memanjang saat mendapat kehangatan.

    Semua kondisi penis tersebut normal dan sehat. Hal ini disebabkan anatomi penis yang setengah panjangnya berada di dalam tubuh, seperti sebuah pohon besar dengan akar kokoh di dalam tanah. Anda tidak dapat melihat pangkal penis yang tertanam dalam panggul dan menempel di tulang kemaluan Anda. Penis yang sedang ereksi sebenarnya memiliki bentuk seperti bumerang.

    Testis kebanyakan pria memiliki ukuran yang seragam, meski umum untuk satu sisi berukuran lebih besar dari yang lain. Satu testis yang menggantung lebih rendah juga umum ditemui dan bukan merupakan kondisi medis serius.

    Umumnya, testis yang sehat harus terasa halus, tanpa ada benjolan, atau gumpalan. Di belakang testis, terdapat sebuah “tabung lunak” bernama epididimis. Jika Anda melihat perubahan aneh pada testis, seperti testis membesar dan memiliki gumpalan keras dengan rasa sakit yang dicurigai sebagai kanker testis, penting bagi Anda untuk mendapatkan pemeriksaan menyeluruh di rumah sakit.

    Penis dapat mengecil karena beberapa alasan, salah satunya kebiasaan merokok. Merokok berdampak pada perkembangan aterosklerosis alias penumpukan plak dalam arteri. Plak ini akan menyumbat pembuluh darah jantung, termasuk pembuluh darah yang bertugas mengirim darah ke penis selama ereksi.

    Penyumbatan pembuluh darah yang ditambah dengan racun bahan-bahan kimia dari rokok dapat merusak pembuluh darah, sehingga jadi faktor penyebab disfungsi ereksi. Hal ini dapat menyebabkan ukuran penis menyusut 1-2 cm akibat pengapuran pembuluh darah. Merokok juga dapat menyebabkan kerusakan jaringan penis yang dapat memengaruhi kemampuan penis berfungsi secara normal, di samping gangguan ereksi.

4. Bentuk

    Beberapa penis dapat menggantung ke satu sisi atau lainnya. Penis juga dapat memiliki sedikit lekukan, bahkan saat ereksi. Kondisi ini termasuk umum dan tidak perlu dikhawatirkan, terutama jika lekukan ini telah ada sejak bayi. Namun, jika penis Anda tiba-tiba bengkok dan menimbulkan nyeri saat berhubungan seks, segera hubungi dokter. Hal tersebut bisa jadi diakibatkan penyakit Peyronie akibat penumpukan plak jinak.

    Setiap kali Anda mengalami ereksi di pagi hari atau masturbasi, sebenarnya hal ini adalah cara tubuh untuk menjaga kebugaran bentuk penis. Otot penis harus tetap menerima oksigen melalui aliran darah yang dapat menyebabkan penis ereksi dan membesar.

    Jika seorang pria tidak mengalami ereksi normal, maka jaringan penis dapat menjadi kurang elastis dan menyusut sehingga membuat penis 1-2 cm lebih pendek. Tapi tenang, jika Anda secara fisik masih bisa ereksi namun tidak mengalaminya dalam sehari, otak memiliki program pemeliharaan penis otomatis.

    Beberapa orang tidak mampu secara fisik untuk mengalami ereksi, seperti setelah mengalami trauma, kerusakan saraf, atau memiliki diabetes. Pada kasus ini, perangkat seperti pompa vakum penis yang mampu memperbesar penis dengan asupan darah, dapat membantu pria mengatasi masalah ereksi untuk mempertahankan bentuk penis yang sehat.

5. Kulit kulup

     Beberapa pria disunat, beberapa lainnya tidak dan masih memiliki kulit kulup utuh. Keduanya merupakan hal yang umum di kebudayaan Indonesia. Kulit kulup adalah lapisan kulit tipis yang menutupi kepala penis pada pria yang tidak disunat. Saat terangsang, kulit kulup akan menarik diri dan memperlihatkan kepala penis.

 

     Agar kondisi penis tetap sehat, Anda perlu selalu menjaga kebersihan kulit kulup. Minyak, keringat, kotoran, dan kulit mati dapat menumpuk di bawahnya sehingga membentuk kerak putih atau kekuningan yang disebut smegma. Smegma termasuk normal dan tidak perlu dikhawatirkan. Membersihkan smegma saat Anda mandi sudah cukup untuk menghindari infeksi ragi.

    Sama halnya seperti vagina, kulit penis adalah lingkungan yang ideal untuk bakteri berkembang biak. Namun, jumlah bakteri yang bisa berkembang tergantung pada apakah pria tersebut disunat atau tidak. Sebuah studi dari American Society for Microbiology menyebutkan, ada lebih sedikit bakteri ditemukan pada kelompok pria yang disunat daripada mereka yang tidak disunat.

    Sunat mengubah ekologi bakteri pada penis dan dapat mengurangi risiko HIV. Sebab, bakteri anaerob—bakteri yang bisa tumbuh di kulit penis—tidak dapat tumbuh pada kulit yang kering seperti kulit penis yang sudah disunat karena bakteri jenis ini tidak bisa hidup di hadapan oksigen. Pada kulit penis yang tidak disunat, bakteri ini dapat menyebabkan sistem imun tubuh jadi lebih rentan terhadap infeksi HIV.

6. Ejakulasi

    Ketika seorang pria mendapat rangsangan, mereka akan mengalami ejakulasi dan mengeluarkan air mani. Jumlah air mani saat satu kali ejakulasi biasanya kurang dari satu sendok teh, tetapi hal ini bervariasi.

    Cairan ejakulasi biasanya berwarna putih susu, meski sebagian pria memiliki cairan yang berwarna sedikit kekuningan. Air mani juga memiliki konsistensi dan tekstur yang juga bervariasi. Sewaktu-waktu, air mani dapat tampak lebih kental dan menggumpal daripada biasanya. Hal ini tidak perlu dikhawatirkan. Perubahan ini dipengaruhi oleh pola makan, asupan nutrisi, kadar air tubuh, waktu terakhir kali ejakulasi, dan seberapa terangsangnya mereka.

    Jika ejakulasi terasa sakit atau Anda tidak bisa ejakulasi, segera hubungi dokter. Cairan ejakulasi yang mengandung darah juga harus segera diperiksa.

 

7. Sensitivitas

Penurunan sensitivitas penis merupakan hal yang normal seiring dengan bertambahnya usia, meskipun seberapa banyak derajat penurunannya tidak dapat dijelaskan secara rinci. Umumnya, sensitivitas penis diukur oleh sedikitnya jumlah stimulasi yang bisa dirasakan, disebut ambang sensorik.

    Penurunan sensitivitas akibat usia sering dikaitkan dengan penurunan jumlah hormon testosteron dan perubahan sensitivitas reseptor androgen. Sensitivitas akan menurun mulai usia 25 tahun, sementara penurunan paling tajam terjadi pada usia 65-75 tahun.

 

     Hal yang perlu Anda pahami tentang penis yang sehat adalah setiap orang dapat memiliki kondisi berbeda satu sama lainnya. Jadi cobalah untuk tidak terlalu khawatir atau membandingkan diri dengan orang lain.

    Penis adalah organ vital pria, maka penting untuk selalu menjaga kebersihan penis, melakukan aktivitas seks aman, dan menerapkan pola hidup sehat. Bila Anda menyadari adanya perubahan aneh pada penis, segera hubungi dokter untuk penanganan lebih lanjut.***